Jaga Kondusifitas Wilayah, Warga Desa Bojong Nangka Tolak Keberadaan Mata Elang

Mahatva.id, Bogor - Pemerintah Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, melarang debt collector, Mata Elang atau penagih utang beroprasi di wilayah Desa Bojong Nangka. Senin, (11/03/2024). 

Hal tersebut tertuang dalam spanduk-spanduk yang di pasang di beberapa area di wilayah Desa Bojong Nangka, yang bertuliskan.

"Kami Pemerintah Desa, Lembaga Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Masyarakat Desa Bojong Nangka, melarang keras Mata Elang (matel) beroprasi di Wilayah Desa Bojong Nangka, Karena menimbulkan keresahan dan menciptakan lingkungan yang tidak Kondusif."

Sementara itu, Kapolsek Gunung Putri meminta warga masyarakat melapor bila menjadi korban penarikan paksa apalagi intimidasi dari para debt collector (DC).

Sebagaimana diketahui peraturan OJK nomer 35 tahun 2018 tentang penyelenggaraan perusahaan pembiayaan, ada ketentuan yang harus dipatuhi yaitu, perusahaan debt collector harus dalam bentuk PT, dan pegawai penagihan harus memiliki sertifikasi dari asosiasi.

Kapolsek Gunung Putri, AKP Didin Komarudin, SH melalui Bhabinkamtibmas Bojong Nangka mengatakan, apabila Terjadi Perampasan Kendaraan Bermotor yang Mengatasnamakan Debt Collector ataupun Leasing Agar Segera Melapor ke Polisi.

"Mengambil Kendaraan Bermotor Secara Paksa (Perampasan) Dapat Dijerat/ Dikenakan Pasal 365 KUHP” Ujarnya.

“Dirinya turut mengajak masyarakat untuk bersinergi dengan babinkamtibmas dan babinsa guna memberantas hal tersebut serta menghimbau agar tidak melakukan tindakan main hakim Sendiri”, tutur Irwan.

Dalam rangka mencegah pelaku tindak kejahatan / keresahan di sepanjang jalan raya / pemukiman penduduk serta menciptakan situasi yang aman dan kondusif, babinkamtibmas bersama warga Desa Bojong Nangka melakukan sejumlah pemasangan spanduk himbauan untuk larangan Debt Collector (DC) beroperasi di wilayah Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.